Setelah 2 Tahun Gak Nge-post!

5374200948_539b10fb1c_z

Sumber foto: Calendar oleh Dafne Cholet

Iseng-iseng buka wordpress, baca-baca tulisan lama sambil nostalgia… dan baru sadar sudah 2 tahun gak buat post baru! Memang sih, sejak wordpress memunculkan fitur iklan di platform gratisnya (dan iklan tersebut hanya hilang kalau kita jadi premium member), gue jadi malas nge-blog. Sempat coba-coba iseng nge-vlog sih, dengan konten-konten tentang psikologi. Tapi membuat video jauh lebih susah daripada membuat tulisan! Harus cari tempat yang pas, tunggu suasana sepi (kalau ramai nanti suaranya jadi gak jernih), lalu harus editing lagi (yang perlu waktu lumayan lama), sampai ke upload ke Youtube (yang perlu waktu lama). Btw, kalau penasaran mana channel Youtube gue, silakan buka di sini.

Setelah baca-baca ulang blog ini (di mana post terakhirnya adalah di tahun 2015), gue jadi nostalgia… 2 tahun sebenarnya bukan waktu yang relatif lama, tapi kok sudah banyak sekali perubahannya ya, seperti:

1. Dua tahun lalu gue masih kuliah S2, sekarang gue sudah kerja

Perubahan yang paling berasa ya ini. Rasa-rasanya baru lulus S1, rasa-rasanya baru mulai S2, rasa-rasanya kemarin masih bolos kelas buat ngapelin gebetan (eh…), tahu-tahu sudah lulus aja… Dan masuk ke dunia kerja (walaupun sejak lulus SMA, sudah kuliah sambil mencari uang sendiri sih).

Bedanya masih kuliah dan masih kerja itu, kalau jadi anak kuliahan waktunya relatif bebas. Memang sih banyak tugas dan banyak kelas, tapi di luar itu kita bebas bisa ngapain aja, beda kalau sudah kerja. Dari pagi sampai sore di kantor (kalau gue kerja di kampus, tapi sama aja), malamnya sudah tepar karena seharian kerja. Sabtu kadang lembur. Minggu doang jadi hari paling tenang… itupun kalau organisasi lagi gak bikin event.

2. Dua tahun lalu gue masih irit-iritan, sekarang mendingan

Ya jelas… dua tahun lalu masih kuliah, harus biayain sendiri uang kuliah (dan uang kuliah di Untar lumayan berasa), harus bayar cicilan motor sendiri, belum uang buku… uang jajan… beli laptop… bayar tagihan internet. Mau gak mau harus hidup irit-iritan. Makan warteg is a must, atau lewatin makan siang kalau kantong sudah kepepet.

Sekarang… ya karena sudah kerja, bisa mendingan lah. Bisa traveling, makan di resto yang dari dulu uda kepingin gue datangin, it feels so nice!

3. Sekarang lebih bisa menerima

Entah faktor usia, entah karena faktor sekarang sudah bekerja. Dulu gue ngototan banget, sekarang masih ngototan sih, tapi agak mendingan. Kalau gak perlu-perlu amat, ya gak perlu ngotot. Mungkin karena sekarang sudah bekerja dan mulai belajar kalau tidak semua hal di sekitar bisa kita kendalikan. Kita tidak bisa mengendalikan sekitar kita, tapi kita bisa mengendalikan pikiran kita sendiri.

Intinya, dua tahun itu berasa cepat ya… tapi banyak yang sudah berubah, dan untungnya perubahan tersebut ke arah yang positif.

Semoga dua tahun lagi, ketika gue flashback dan membaca tulisan ini, gue dalam keadaan yang jauh lebih maju lagi.

Cheers!

S1 Psikologi Bisa Kerja Apa Sih?

Karir Sarjana Psikologi

Halo pembaca, akhirnya setelah bergulat dengan kesibukan sehari-hari, saya meluangkan waktu untuk menulis kembali. Motivasi terbesar saya, tentu karena blog ini makin hari makin ramai, banyak pembaca yang meninggalkan komentar, me-follow akun medsos saya, atau hanya sekadar mengunjungi dan membaca tulisan-tulisan sehingga mendongkrak jumlah pengunjung harian.

Setelah tulisan Pengalaman Kuliah S1 Psikologi dan Fakta Kuliah Psikologi yang ramai dikunjungi, saya sekarang akan share pengalaman saya (beserta teman-teman saya) setelah lulus S1 Psikologi 2 tahun silam. Bagi teman-teman yang sekarang sedang SMA atau mungkin berada pada tahun terakhir di kuliah psikologi, mungkin sedang berpikir, bisa kerja apa sih dengan ijazah S1 psikologi? Dulu saya juga berpikir begitu :) Nah dalam tulisan ini, saya akan bagikan beberapa posisi pekerjaan yang bisa dilamar oleh seorang S.Psi (sarjana psikologi). Baca lebih lanjut

Seandainya Agama bukan Pembeda…

Gw aktif dalam organisasi agama selama hampir 10 tahun. Sama seperti aktivis agama pada umumnya, seringkali gw dicekokin oleh “oknum-oknum” yang berusaha mendoktrin gw untuk fanatik terhadap agama gw dan menganggap agama gw lah yang satu-satunya benar.

Kenapa gw bilang oknum? Karena gw sadar, agama seharusnya bukan sarana untuk mengagung-agungkan kelompoknya sendiri, lalu menganggap kelompok (baca: agama) lain buruk atau lebih rendah. Apalagi, dalam kitab suci agama gw, dikatakan bahwa seseorang adalah orang baik bukan karena agamanya, melainkan kualitas batinnya. Kualitas batin maksudnya adalah kebajikan dan kebijaksanaan dari orang tersebut. Gw yakin, kita sama-sama setuju di poin ini. Kita menilai seseorang baik bukan karena agamanya, tapi karena tingkah lakunya. Alm. Gus Dur sendiri juga pernah berkata, kalau kita berbuat baik, orang tidak akan menanyakan agama kita. Setuju?

Gus Dur Quotes

Well… selama hampir 10 tahun aktif dalam organisasi agama, saat ini gw berada pada kondisi di mana gw mulai berpikir, “sebenarnya apa sih tujuan dari gw sedemikian aktifnya dalam agama?” Gw berpikir bahwa gw harus mulai melayani lingkungan lebih luas lagi, bukan hanya dalam organisasi agama, namun juga lebih luas lagi… tanpa melihat perbedaan agama, suku bangsa, dan lain-lain. Baca lebih lanjut

American Breakfast versi Dadakan

Selamat Idul Fitri untuk teman-teman Muslim! Semoga amal ibadah teman-teman diterima Allah SWT (amin), mohon maaf bila saya ada salah (apalagi salah ketik alias typo, hehehe…)

Berhubung gw demen masak (dan makan), gw rasa ada asyiknya juga jika gw bisa share resep-resep yang pernah gw coba atau gw temukan sendiri. Entah itu kata-kata orang rasanya enak atau gak… masakan buatan sendiri pasti selalu terasa enak, betul?

Berhubung Lebaran dan pagi-pagi gak ada yang jualan makanan, gw pun berinisiatif untuk masak sendiri. Buka kulkas… bahan-bahan yang ada terbatas. Gw pun refleks kepikiran, bikin American Breakfast enak nih tapi versi dadakan dan ala kadarnya.

Yang loe butuhkan jika ingin mencoba resep ini:
Baca lebih lanjut

Selfie merupakan Gangguan Jiwa?

Is selfie a disorder

CC Image courtesy of Howard Ignatius on Flickr

Belakangan, kembali ramai lagi di timeline media sosial saya mengenai konfirmasi dari American Pyschiatric Association bahwa selfie atau memotret diri sendiri kini menjadi gangguan kejiwaan dengan nama gangguan “selfitis”. Hal ini tentu menghebohkan, mengingat banyak sekali teman-teman saya yang senang melakukan selfie dan di-upload ke media sosialnya, hehehe…

Sebenarnya informasi tersebut adalah berita lama, sudah ada sejak awal tahun 2014, namun mungkin baru ramai di timeline saya belakangan ini. Karena ternyata banyak friends saya di sosial media yang membagikan informasi “selfie adalah gangguan jiwa”, saya pun akhirnya berinisiatif untuk membuat tulisan ini.

Oke, kita masuk ke dalam pertanyaan utama kita: apakah benar, selfie kini dianggap sebagai gangguan kejiwaan?

Jawaban saya: berita tersebut adalah HOAX!

Bagaimana saya bisa berpendapat seperti itu? Baca lebih lanjut

5 Fakta Kuliah di Jurusan Psikologi

Pengalaman Psikologi

CC Image courtesy of Veritas on Flickr

Karena di postingan pengalaman kuliah psikologi banyak banget yang comment buat nanya-nanya gimana sih rasanya kuliah psikologi, maka di post ini gw mau kasih 5 fakta kuliah psikologi yang perlu kamu ketahui.  Cekidot guys!

Disclaimer: 5 fakta ini menurut gue sendiri, sebagai mahasiswa yang akhirnya “lolos” S1 psikologi juga :P

1. Mau kabur dari hitung-hitungan? No way out!

Kalau ada yang mau pilih jurusan psikologi biar gak ketemu hitung-hitungan lagi, you are totally wrong, fellas! Karena pada faktanya… jurusan psikologi ternyata masih berkaitan dengan hitung-hitungan, dan memang perlu! Saat kuliah psikologi nanti, kalian akan bertemu dengan beberapa mata kuliah hitung-hitungan seperti Statistik I, Statistik II, dan Psikometrika (coba tanya sama yang sudah pernah kul psikologi, gimana sadisnya mata kuliah psikometrika itu :P) Baca lebih lanjut